Pulau Weh, Welcome to My Paradise

Keindahan pulau ini tetap tidak pudar walau kini makin ramai wisatawan berdatangan. Dari Banda Aceh, menumpang kapal feri cepat dari pelabuhan Ulee Lheue. Karena datang pada musim liburan, tiket harus dibeli beberapa hari sebelumnya. 
Pantai Sumur Tiga yang sepi dan damai.

Sayangnya, ternyata punya tiket tidak menjamin dapat naik ke kapal karena tiket yang dijual jauh melebihi kapasitas kapal. Calon penumpang harus antre, dan bila kapal sudah penuh, bahkan yang sudah punya tiket pun harus menunggu kapal berikutnya. Satu jam dalam kapal yang penuh sesak dengan ombak yang besar tampaknya cukup berat bagi beberapa penumpang. Memilih akomodasi di Pulau Weh tidak terlalu sulit, wisatawan biasanya memilih di Iboih, Sumur Tiga, atau Sabang. Jumlah penginapan di pulau ini meningkat drastis.

Lalu, apa saja yang menarik di Pulau Weh. Jawaban termudah tentu saja adalah pantainya. Pantai Sumur Tiga ibaratnya hanya beberapa langkah dari pintu kamar penginapan saya. Pantainya berpasir putih dan bersih, hanya ramai saat akhir pekan atau liburan. Kalau malam suasananya romantis, cocok untuk duduk-duduk sambil menikmati kopi.

Pantai Iboih diapit oleh Selat Malaka dan Samudera Hindia. Biasanya di sinilah titik awal keberangkatan wisatawan yang ingin menyelam atau melakukan snorkeling. Tidak heran, di pinggir-pinggir pantai terdapat penyewaan jaket pelampung dan peralatan snorkeling. Beberapa operator selam juga berada di ruko-ruko di pinggir pantai ini. 


Berbeda dengan Sumur Tiga yang sepi, Iboih sangat ramai. Bus-bus besar mengangkut rombongan wisatawan, demikian juga dengan mobil pribadi dan sepeda motor. Namun, keramaian ini tidak mengurangi keindahan Iboih. 

Perairan di sekitar Pulau Weh adalah salah satu titik penyelaman favorit di Indonesia. Keindahan bawah laut di sekitar Pulau Weh tidak kalah dengan Bunaken dan Derawan. 

Pulau Rubiah yang berada di sebelah barat laut Pulau Weh juga sering dikunjungi wisatawan. Nah, laut antara Pulau Rubiah dan Pulau Weh ini memiliki keragaman hayati yang luar biasa. Di sinilah biasanya wisatawan dibawa untuk melakukan snorkeling. 
Pemandangan Pulau Rubiah dari Gapang.
Selain wisata pantai, tidak afdol rasanya bila berkunjung ke Pulau Weh tanpa menyempatkan diri ke Tugu Nol Kilometer. Letak tugu ini sekitar 8 kilometer arah barat Iboih. Sebenarnya tugunya sendiri tidak menarik, hanya merupakan sebuah bangunan yang kotor dan tidak terawat. Selain itu, banyak juga coretan di dinding Tugu Nol Kilometer ini. 

Tugu ini terdiri dari dua lantai. Di lantai yang bertama terdapat prasasti peresmian tugu oleh wakil presiden RI pada saat itu, Try Sutrisno, pada tahun 1997. Di lantai kedua terdapat prasasti yang bertuliskan posisi geografis Tugu Nol Kilometer ini.

Tugu Nol Kilometer menandai ujung barat Indonesia.
Pengunjung berdesak-desakan untuk bergantian foto dengan prasasti. Kabarnya, pemandangan matahari tenggelam yang terlihat di laut barat Tugu Nol Kilometer sangat indah. Di Gapang, dapat melihat keindahan Pulau Rubiah.  Pulau yang hijau dan laut yang berwarna biru jernih betapa indahnya alam di ujung barat nusantara ini. 
Pulau Weh, Welcome to My Paradise Pulau Weh, Welcome to My Paradise Reviewed by Anton chang on 11:55:00 PM Rating: 5
Powered by Blogger.